Senin, 29 Oktober 2012

The Most Wanted Woman

Saat saya menulis catatan dodol ini waktu sudah menunjukkan pukul 02.20 pagi. Angin menderu-deru, hujan deras, ditingkahi petir yang sambar-menyambar, serta suara gemuruh yang ribut (Apaaaa coba... kayak mo memulai cerita horor aja!)

Sumpah! Kenapa saya bela-belain nulis jam dua pagi gini coz saya nggak bisa tidur gara-gara memikirkan artikel dodol yang saya baca kemarin siang. Saya harus curhat!!! Kalo enggak... isi kepala saya bakal berputar-putar kayak secangkir kopi yang diaduk-aduk suka-suka hati.

Jadi... begini ceritanya...
Setelah bosan mengoreksi banyak essai karya mahasiswa, saya iseng buka-buka beberapa koran online. Kebetulan kemarin siang adalah pengumuman lomba menulis artikel di blog yang diadakan oleh salah satu harian online. Alhasil, ternyata bukan saya pemenangnya, Sodara-Sodara (xixixxixi... ngarep.com). Lomba itu dimenangkan oleh sebuah artikel yang berjudul "Inilah Tipe Perempuan yang Nggak Banget bagi Pria" (aduuuuhhhh... nih judul, isu gender banget kan??? kok bisa menang sih?? :p )

What ever!!! Saya nggak ambil pusinglah kenapa tuh tulisan bisa menang. Namun, saaya tetep mau tahu isi tulisan itu. Artikel itu memang seperti judulnya. Membahas tuntas beberapa tipe perempuan yang bikin kaum pria ill feel atau bikin laki-laki males buat 'memilih' mereka.  Ada beberapa poin yang diuraikan detil di sana yang bikin kepala saya berasap dan gigi saya keriting. 

Menurut si penulis, kaum pria, tuh, tidak suka dengan perempuan yang "banyak bicara, perfeksionis, menunjukkan dominasi pada pasangannya,..."  AAAArrrrggghhhh... apaan sih!!! semua itu kan gue bangeeetttt!!!! Banyak bicara... nah itu saya. Dari dulu saya terkenal cerewet dan tukang debat! Perfeksionis.. apalagi! Saya paling nggak suka sesuatu yang setengah-setengah alias asal-asalan. Mulai dari hal yang remeh-temeh sampe hal paling penting. 

Trus, poin lainnya, kata si penulis, kaum pria selalu (selalu, lho... Sodara-sodara!!!) memilih perempuan yang feminim. Definisi feminim menurut dia tuh, keibuan, bicara lemah-lembut, berjalan anggun, berwajah manis, ramah dan tersenyum tulus, bla..bla..bla... APPPPAAA!!!!!!???!!##!!!!??? DAMN! Itu kan bukan gue bangeeeeeeeettt!!!   Artinya kesempatan saya buat 'dipilih' oleh salah satu atau salah banyak pria tuh tipis banget doooooooooooongggg hiks..hiks..hiks...   Cara saya bicara aja dah kayak preman pasar atau orator aksi demo. Belum lagi soal jalan. Mana ada ceritanya saya berjalan anggun. Yang ada saya berjalan ngebut (ngapain coba ngabis-ngabisin waktu cuma buat jalan pelan-pelan dan terlihat kayak bebek gitu), saya baru bakal ngerem kalo di depan saya ada ibu-ibu, nenek-nenek, atau kakek-kakek. Itu pun ngerem nya kagak ikhlas (xixixixixi... lebih karena sebal harus mendahulukan mereka demi sopan santun wkwkwkwk). Kalo dah papasan dengan pejalan kaki tipe penghormatan tingkat tinggi gini, saya biasayanya nongkrong dulu di pinggir jalan. Ngeluarin air mineral dari tas, trus minum dulu bentar, makan permen dulu bentar, trus kalo para orang tua itu dah agak jauh, baru saya lanjut jalan lagi. 

The last one, poin yang bikin saya tambah gregetan. Si penulis bilang bahwa kaum pria lebih menyukai wanita yang memakai high heels!!! WHAT!!!???@@@!!#??  HIGH HEELS????!! Damn it!!!!  Dengan poin terakhir ini, saya langsung terdepak dengan telak dari daftar kaum perempuan yang dicari oleh para pria hiks..hiks..hiks... Gimana coba, saya aja pake high heels kalo lagi ke pesta pernikahan. Itu pun sandal/sepatunya baru dipake kalo dah nyampe di lokasi pestanya. Pas lagi duduk ngikutin acara dan menunggu makan siang, tuh sepatu bakal di lepas dan kaki saya nyeker lagi di lantai. Gara-gara artikel itu, saya jadi mikir... jangan-jangan... cowok-cowok emang ill feel ngeliat gaya saya di pesta pernikahan itu. hahhahhhaa...hhaahhhaaaa

Aduuuuuuuuuuhhhh.... masa' sih, sampe segitunya syarat yang harus dipenuhi bwt disukai oleh kaum pria yang belum tentu juga capability-nya bagus. Kalo harus begitu, malang banget dunk saya coz tidak memenuhi salah satu pun dari kriteria itu. Masa' sih, saya harus berganti kepribadian cuma gara-gara biar 'dilirik' oleh kaum laki-laki. Aduuuuuhhh... daripada ganti kepribadian mendingan saya sekalian aja ganti kelamin (transgender) wkwkwkwkkwkwkwk.... ntar saya bantah deh tuh artikel. Saya bakal pilih perempuan yang beda kriteria sama teori abal-abal penulis itu! :D

(Dalam usaha pembelaan diri) menurut saya, pernyataan-pernyataan dalam artikel itu tidak berdasar teori dan data empiris. Gak bisa dipercaya (halaaaaaaaaahhh ini sih bisa-bisanya saya aja bwt memunculkan peluang bagi diri sendiri xixixixiixi). Jadi, Sodara-Sodara.... saya mencoba mengonfirmasi teori yang diuraikan di artikel itu. Saya ajukan pertanyaan ke temen-temen saya yang laki-laki tentang "Gimana sih, perempuan yang bisa bikin mereka ill feel??"  Tujuannya sih, cuma buat cross check aja. Jawaban teman-teman saya yang (murni) laki-laki lebih dapat bisa dipercaya coz dapat digolongkan sebagai data primer berupa jawaban langsung dari para responden.  Cross Check itu saya lakukan bukan buat tahu apakah mereka suka saya atau tidak, tetapi untuk meng-compare pendapat mereka dengan teori yang dibahas di artikel itu.

Hasilnya????? Ada deeeehhhh.... 

Nah... ayam tetangga saya dah berkokok nih.... Saatnya saya tidur sejenak, sebelum muadzin ikutan berkokok, eh, mengumandangkan azan maksud saya....


Sayap-Sayap Patah


selepas hujan senja tadi
aku nekad menuju matahari
demi menebus rasa bersalahku padamu
hendak kukumpukan gemintang paling terang dan pelangi paling cemerlang
meski kedua sayapku akan merapuh dan patah
--atau aku akan terbakar tak bersisa--

untukmu tak akan pernah ada yang sia-sia
karena senyummu jauh lebih berharga
karena tertawa bersamamu jauh lebih bermakna

kau lelaplah penuh damai malam ini
segenggam gemintang kuselipkan di tepi wajahmu
selingkar pelangi kugantungkan di puncak kepalamu

#semoga kau dengar lirih maafku malam ini

Selasa, 16 Oktober 2012

Hujan

Hujan, aku ingin berteriak, "AKU RINDUUUUUUU!!!"

semoga kau mendengarnya
setelah itu, hubungi aku segera
dan temani aku bermain di kaki gerimis senja

Selasa, 09 Oktober 2012

Menanti Bintang

hanya ini yang dapat kulakukan
---menatapmu menari bersama canopus dan vega---

kau terbang terlalu tinggi
---lupa bahwa aku hanya punya sepasang tangan rapuh---
sayapmu terlalu tangguh 
untuk kukejar dengan kakiku yang lebih sering tertatih

hanya ini yang dapat kulakukan
menatapmu menari di cakrawala hingga mentari memerah di ufuk sana
adakah kau ingat bahwa aku masih tertinggal di bumi?

Senin, 08 Oktober 2012

Akhir Musim

angin musim panas
membawaku pada pusaran kematian dalam kubangan rindu
tak ada yang bersisa dari semua kisah
bahkan sekadar ingatan tentang nama
hanya puing-puing rasa yang terserak 
penuh jelaga di taman-taman kota

Aku dan Pelangi

pelangi kirimanmu telah memudar dan pucat
sedang hujan tak kunjung tiba

wahai senja berbaik hatilah
bagi padaku separuh mentari merah
esok pagi kukumpulkan embun dan kabut
biar kucampurkan mereka dalam satu bejana harap
hingga tercipta ramuan pelangi rasa
kelak, kukirim dan kubagi pada semesta
meskipun hujan enggan menyapa
tak perlulah sepi meraja lela
sebab sebejana penuh pelangi sudah kupunya


Spring Tide

purnama pucat keperakan itu
merapuhkan biduk---yang dulu kita tumpangi berdua---
danau ini bosan terintimidasi sepi
rerumput di sana tenggelam oleh harap mengurai rindu
hanya angin yang tak pernah bosan bertandang
mengigilkan rasa membekukan asa
dan pagi tak kunjung tiba
kau pun entah di mana